(katakansaja.com) - Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di
kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual.
Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah
ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah
tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi
warung makan yang lebih kecil sebelah pasar. Setelah lama tak mendengar
kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya
menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa.
Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak
kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. Wahai ibu,
bagaimana kau sedemikian kuat?
"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan.
Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu
menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak
kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau
kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi
dunia".
0 Comments:
Post a Comment