Inspirasi Bakar Kapal Jangan Menyerah

Inspirasi Bakar Kapal Jangan Menyerah

Inspirasi Bakar Kapal Jangan Menyerah , Panglima Perang Thariq Bin Ziyad
(Katakansaja.com) - Baru-baru ini di indonesia tepatnya saat perjalanan menuju daerah kepulauan seribu terjadi musibah tragedi kebakaran kapal zahro express dengan korban 23 orang meninggal dunia 17 lainnya masih dinyatakan hilang, sebanyak 194 orang selamat.

Kita doakan ya semoga korban kapal zahro express yang meninggal diberi ketenangan, diterima disisiNya dan korban hilang segera ditemukan.

Oke sekarang kita lanjutkan artikel ini sesuai judulnya yaitu "inspirasi bakar kapal" apa ini? lagi ada musibah kapal terbakar kita malah membicarakan inspirasi bakar kapal, apa nggak aneh?

Inpirasi disini yang saya maksud adalah sesuatu yang berbeda , kita tidak sedang berbicara mengenai musibah, tapi kita sedang membicarakan mengenai strategi perang pada zaman dahulu yaitu "bakar kapalmu, terus maju ke depan".

Bagaimana sejarah bakar kapal bermula?

Dalam sejarah Islam ada panglima perang yang memiliki strategi luar biasa. Panglima perang itu adalah Thariq Bin Ziyad yang pada tahun 97 H (sekitar tahun 710 Masehi) memimpin 7,000 pasukan Islam memasuki Spanyol yang dijaga oleh 25,000 pasukan pimpinan Raja Roderick.

Setelah berhasil menyeberang ke daratan Spanyol, tiba-tiba Thariq mengambil langkah yang hingga sampai kini membuat tercengang para ahli sejarah. Ia membakar kapal-kapal yang mengangkut pasukannya. Lalu ia berdiri di hadapan para tentaranya seraya berpidato dengan lantang, dan tegas.

“Di mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian. Musuh di hadapan kalian. Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali sikap benar dan sabar. Musuh-musuh kalian sudah siaga di depan dengan persenjataan mereka. Kekuatan mereka besar sekali. 

Sementara kalian tidak memiliki bekal lain kecuali pedang, dan tidak ada makanan bagi kalian kecuali yang dapat kalian rampas dari tangan musuh-musuh kalian. Sekiranya perang ini berkepanjangan, dan kalian tidak segera dapat mengatasinya, akan sirnalah kekuatan kalian. Akan lenyap rasa gentar mereka terhadap kalian. 

Oleh karena itu, singkirkanlah sifat hina dari diri kalian dengan sifat terhormat. Kalian harus rela mati. Sungguh saya peringatkan kalian akan situasi yang saya pun berusaha menanggulanginya.

Ketahuilah, sekiranya kalian bersabar untuk sedikit menderita, niscaya kalian akan dapat bersenang-senang dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, janganlah kalian merasa kecewa terhadapku, sebab nasib kalian tidak lebih buruk daripada nasibku…”

Selanjutnya ia berteriak kencang: “Perang atau mati!” Pidato yang menggugah itu merasuk ke dalam sanubari seluruh anggota pasukannya. Sehingga pada saat itu Thariq dan pasukannya berhasil menguasai Spanyol.

Kemudian strategi perang Thariq ini diajarkan secara turun temurun baik di dunia Islam maupun diluar Islam. Sekitar 800 tahun kemudian, kurang lebih sepuluh generasi setelah Islam masuk Spanyol, keturunan bangsa Spanyol yang bernama Hernando Cortez pun meniru strategi Thariq tersebut ketika ia memimpin ekspedisi untuk menaklukkan Mexico.

Hernando Cortez memimpin paskukannya dalam menaklukkan bangsa Aztecs untuk merebut emas dan harta-harta lainnya. Ia membakar 11 kapal yang membawa pasukannya mencapai daratan Mexico. Dengan demikian tidak ada pilihan untuk mundur, jalan hanya satu arah yaitu maju kedepan.

Hasil dari kebulatan tekat Hernando Cortez, sampai sekarang bahasa resmi yang dipakai di Mexico adalah bahasa Spanyol. Ini menunjukkan betapa berhasilnya Hernando Cortez meniru strategi Thariq Bin Ziyad dalam upaya menaklukkan Mexico yang menjadi jajahan Spanyol sampai beratus tahun kemudian.

Jika Hernando Cortez mampu menerapkan strategi perang bakar kapal yang dilakukan Thariq bin Ziyad, seharusnya kita pun mampu menerapkannya. Bukan untuk peperangan, tapi untuk menggapai cita-cita dan harapan kita, untuk meraih apa yang benar-benar ingin kita raih dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya. Terima kasih , semoga bermanfaat!
Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: